Beberapa waktu lalu saya mememperbaiki sebuah lab komputer pada salah satu sekolah menengah pertama swasta di wilayah garut. Tidak ada yang aneh dalam rutinitas check up sebuah lab komputer, namun ada hal menarik yang saya temukan di lab tersebut. Seperti kebanyakan lab komputer yang saya temui sebelumnya, di lab komputer ini pun berserakan berbagai macam diktat yang belum sempat dibereskan oleh pihak sekolah, atau memang kebiasaan siswa yang suka dengan keadaan
semrawut, seperti ketika saya masih menjadi siswa dulu :).
Sebagai bonus tambahan untuk layanan servis :), saya membereskan beberapa diktat panduan yang ada pada lab komputer tersebut, sambil iseng-iseng baca isi diktat. Dari hal iseng inilah saya menemukan sebuah bahasan pada bagian pendahuluan sebuah diktat, yang isinya menjelaskan tentang sejarah bagaimana asal-muasal penggunaan dan peletakan sistem angka dan huruf pada papan ketik, seperti keyboard komputer, mesin tik dan lain sebagainya, walaupun tidak disebutkan darimana sumbernya.
Karena saya anggap menarik, rasanya ingin sekali saya pampangkan tulisan ini pada blog saya. Tapi karena males ngetik ulang, saya iseng lagi, cari file masternya pada komputer induk. Setelah utak-atik komputer induk, buka sana-buka sini dengan alasan servis :) akhirnya saya temukan file master diktat tersebut :) dan artikel siap copy-paste :).
Pada tulisan tersebut, saya membaca, bahwa susunan alfabet yang menggunakan sistem qwerty pada papan ketik, seperti keyboard komputer, laptop, mesin tik, serta media papan ketik lainnya, ternyata memiliki sejarah yang cukup unik. Awalnya di era sekitar 1860, papan ketik atau keyboard pada mesin tik memiliki bentuk yang sangat kasar dan bekerja secara mekanik. Selain itu, keyboard tersebut menggunakan susunan huruf sesuai alfabet dengan menempatkan huruf-huruf tersebut pada dua baris berurutan.
Pada masa itu, sebagaian besar orang menganggap susunan tersebut merupakan bentuk yang cukup ideal dan normal. Sebab dengan susunan ini, seorang pengetik dapat lebih mudah beradaptasi dengan mesin ketik dan dapat dengan cepat menemukan huruf yang akan dipilih. Namun kemudian, ternyata susunan alfabet seperti itu menimbulkan masalah cukup rumit pada mesin ketik. Mesin ketik, yang saat itu menggunakan tuas dan per mekanik untuk mencetak huruf pada pita tinta di atas kertas, sering kali macet akibat saling bertabrakannya tuas mekanik pada mesin. Sistem penyusunan alfabetis pada mesin dimasa itu, ternyata membuat tuas-tuas yang berdekatan atau bersebelahan pada mesin saling bertabrakan ketika ditekan terlalu cepat, akibatnya banyak pekerjaan yang tertunda.
Dengan ditemukannya akar permasalahan tersebut, dimulailah berbagai modifikasi sistem penyusunan alfabet pada papan ketik. Hingga setelah melalui berbagai perjalanan yang panjang, sekitar tahun 1868, seorang politikus dan penemu amatir asal Amerika Serikat, Christopher Latham Sholes, memperkenalkan susunan alfabet baru untuk mengatasi kemacetan pada keyboard saat mengetik, sistem tersebut kemudian dikenal dengan sistem qwerty.
Awalnya, sistem qwerty sempat dikeluhkan oleh banyak orang, kerana walaupun sistem tersebut berhasil mengurangi kemungkinan macetnya mesin ketik, namun karena baru, sistem itu memperlambat pengetikan para pekerja yang berhadapan dengan mesin ketik. Namun kemudian dengan beradaptasi dengan sistem baru ini, banyak orang yang mulai terbiasa.
Beberapa waktu kemudian, sekitar dua tahun setelah perkenalan pertamanya, susunan keyboard qwerty resmi menjadi standar keyboard pada mesin ketik pertama produksi E. Remington & Sons yang bernama Remington 1. Sayangnya, produk tersebut kurang laku dipasaran sebab minat orang menggunakan mesin ketik waktu itu belum terlalu tinggi. Namun empat tahun kemudian, produk baru bernama Remington 2 mendapat sambutan yang sangat baik dipasaran dan akhirnya mampu memopulerkan sistem qwrty pada keyboard sampai sekarang.
Comments[ 0 ]
Posting Komentar