|
Diskusi santai di asrama |
Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat lanjutan aku memiliki keinginan besar untuk melanjutkan kuliah, sayangnya orang tua tidak begitu merespon. Aku sangat memahami pertimbangan mereka, soalnya untuk bisa melanjutkan kuliah diperlukan tidak sedikit biaya untuk berbagai keperluannya dan aku sangat paham dengan kondisi ini.
Tapi keinginanku untuk bisa kuliah sangat tinggi, sehingga dengan sedikit memaksa aku memohon restu mereka agar aku di ijinkan kuliah. Saat itu yang kuminta hanya ijin dan doa restu, tidak lebih dari itu, untuk biayanya aku nekad saja (bukan naked) pasti ada jalan keluarnya nanti.
Akhirnya dengan kelihatan berat hati, mereka mengijinkanku melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Dengan berbekal niat yang kuat dan nilai pas-pasan, aku mengikuti seleksi masuk sebuah perguruan tinggi melalui jalur PMDK atau seleksi masuk tanpa tes dengan jurusan kependidikan dan ternyata lulus alias diterima... :)
Setelah surat kelulusan aku terima, aku cari info tentang waktu dimulainya masa perkuliahan dari papan pengumuman maupun pos-pos bantuan informasi, ternyata dimulainya masa perkuliahan masih lama kurang lebih dua bulan lagi, soalnya pihak universitas masih akan mengadakan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur tes sebanyak dua gelombang, dengan berbekal info ini dan tanggal tepatnya dimulai kuliah aku pulang ke kampung halaman menunggu waktu itu.
Walaupun telah lulus tes, aku masih bingung, apa yang harus dilakukan selanjutnya hingga hari-hariku pasca lulus tes dan masuk kuliah aku habiskan untuk istirahat dirumah.
Bahkan menjelang hari H dimulanya kuliah, aku tidak melakukan apa-apa karena memang tidak tahu apa-apa.. :) aku hanya fokus pada tanggal dimulainya perkuliahan.
Ketika rekan-rekan se-angkatanku sibuk mencari kontrakan yang lokasinya dekat dengan campus, aku masih santai-santai dirumah.
Satu hari menjelang dimulainya kuliah aku baru berangkat ke Bandung. Berbekal dua buah kardus kecil, yang satu berisi pakaian dan satunya lagi berisi makanan, ditambah satu tas kecil berisi alat tulis aku menginjakkan kakiku untuk kesekian kalinya sendirian di campus, tanpa saudara, kerabat atau orang yang pernah di kenal.
Sesampainya di halaman kampus aku baru sadar dan terpikir tempat tinggal. Perkuliahan baru dimulai besok itu pun masih melewati masa penerimaan atau Ospek jadi masih ada satu hari satu malam lagi yang kosong buatku, malam ini aku tidur dimana......????
Dalam kebingungan akhirnya aku mencari mesjid terdekat sebagai tempat istirahat sementara. Selang beberapa waktu kemudian aku baru tahu bahwa itu adalah mesjid kampus, hehe.....!!!!
Aku tidur di mesjid selama 3 malam, siang hari sampai sore harinya hampir semua waktuku tersita untuk ospek sehingga tidak ada waktu untuk berkeliling diluar kampus.
Selama masa ospek aku menemukan teman-teman baru termasuk yang akan menjadi teman sekelasku nanti. Setelah selesai ospek baru aku bisa tidur di rumah kost atau kontrakan, itupun masih numpang di kontrakan teman.
Dari sinilah perjalananku hidup mandiri di mulai, aku tidak mungkin selamanya numpang tidur di kontrakan teman, termasuk juga urusan perut harus kupikirkan. Maka disela-sela waktu kuliah aku sibuk mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan secara part time atau paruh waktu, pencarianku tidak sia-sia akhirnya ada seseorang yang membutuhkan penjaga wartel termasuk juga disediakan kamar tempat tidurnya.
Untuk beberapa waktu aku bisa birnapas lega karena masalah tempat tinggal termasuk biaya operasional perut sudah terselesaikan. Sayangnya kondisi ini tidak berlangsung lama, entah untuk apa, pemilik wartel tiba-tiba melelang wartel sekaligus tempatnya, dan anda bayangkan saja untuk urusan jual-beli tempat di daerah perkotaan tidak akan memakan waktu lama, dan betul saja, aku terusir dari tempat itu karena berubah kepemilikan.
Anda pasti tahu kelanjutannya.... :) pencarinku dimulai lagi hanya untuk bertahan hidup menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Aku berkelana kembali dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari mulai penjual bungkus pisang goreng, rokok, kue lapis, dan lain-lain, hingga akhirnya aku menemukan jalan untuk menggeluti dunia teknologi komputer dan mampu bertahan sampai saat ini.
Aku sangat bersyukur, Tuhan telah memilihkan jalan terbaik untukku melalui pengalaman-pengalaman berharga yang ku peroleh.
Thank's God...!!!
(cakra)
Comments[ 0 ]
Posting Komentar